Apple tampaknya telah salah menilai keinginan konsumen dengan iPhone 16-nya. Pra-pemesanan yang dipublikasikan analis Ming-Chi Kuo mengungkapkan bahwa penjualan model Pro – iPhone 16 Pro dan 16 Pro Max – mengecewakan.
Hasil polling baru-baru ini menunjukkan beberapa alasan di balik kegagalan ini. Salah satu faktor adalah kurangnya inovasi pada model dasar iPhone 16. Masih menggunakan layar 60Hz, sebuah fitur yang sudah banyak diadopsi oleh ponsel kelas menengah sekalipun.
Selain itu, ukuran iPhone 16 Pro Max yang besar (6,9 inci) menjadi kendala bagi sebagian pengguna. 15% responden menyatakan bahwa ukuran tersebut terlalu besar untuk preferensi mereka. Sebaliknya, iPhone 16 Pro dengan layar 6,3 inci lebih banyak diminati, namun tetap tidak mampu menarik minat sejumlah besar konsumen.
Model iPhone 16 Plus juga mengalami peningkatan pra-pemesanan yang signifikan dibandingkan model sebelumnya, iPhone 15 Plus. Namun, jumlah totalnya masih jauh di bawah model lainnya. Mayoritas konsumen tidak yakin apa yang ditawarkan oleh model ini, terutama karena peningkatan utamanya hanyalah tombol samping yang baru.
Menariknya, sebanyak 44% responden berencana beralih ke Android. Ini menunjukkan bahwa Apple mungkin telah terlalu lama berpuas diri dan tidak cukup berinovasi untuk mempertahankan loyalitas pelanggannya.
Analis Kuo berspekulasi bahwa keterlambatan penerapan Apple Intelligence mungkin telah menghambat pra-pemesanan untuk iPhone 16 Pro. Namun, peningkatan penjualan diharapkan setelah fitur tersebut dirilis, ditambah dengan faktor musim liburan yang akan datang.
Laporan keuangan Apple pada kuartal pertama tahun 2025 patut dinantikan, karena akan memberikan gambaran yang lebih jelas tentang dampak kekecewaan pra-pemesanan ini pada kinerja perusahaan secara keseluruhan.
GIPHY App Key not set. Please check settings