Boost Mobile, yang dulunya merupakan MVNO (Mobile Virtual Network Operator), kini tampil beda dengan mengoperasikan jaringan 5G sendiri. Jaringan ini telah menjangkau 70% populasi Amerika Serikat dan diproyeksikan mencapai 80% pada akhir tahun.
"Kami tidak lagi menganggap diri kami sebagai MVNO," ungkap perwakilan Dish, perusahaan induk Boost Mobile.
Untuk mengatasi kesenjangan jangkauan, Boost bermitra dengan operator lain melalui perjanjian roaming, sehingga dapat menjangkau 99% wilayah negara tersebut.
Untuk merayakan pencapaian ini, Boost meluncurkan Summit 5G, smartphone Android yang ditenagai oleh MediaTek Dimensity 6100+ SoC, dipadukan dengan RAM 4GB dan penyimpanan internal 64GB yang dapat diperluas. Di bagian belakang terdapat kamera utama 13MP dan sensor kedalaman 2MP, sedangkan kamera selfie beresolusi 5MP. Smartphone ini mengusung baterai berkapasitas 5.000 mAh.
Meskipun spesifikasinya sederhana, harga Summit 5G sangat mengejutkan. Hanya dengan $94,99 (sekitar Rp1,4 juta), pelanggan bisa mendapatkan smartphone ini secara gratis jika beralih ke layanan Boost Mobile dan memindahkan nomor mereka. Bagi pelanggan yang sudah menggunakan Boost Mobile, mereka dapat memperoleh upgrade dengan harga $19,99 (sekitar Rp280 ribu).
Boost Mobile mengklaim bahwa dengan menggabungkan Summit 5G dengan paket 5G seharga $25 per bulan, pelanggan akan mendapatkan "opsi paling hemat untuk konektivitas 5G berkecepatan tinggi di antara semua operator."
Peluncuran jaringan 5G mandiri oleh Boost Mobile dan ketersediaan smartphone 5G yang terjangkau seperti Summit 5G merupakan perkembangan signifikan dalam industri telekomunikasi. Hal ini membuka jalan bagi aksesibilitas 5G bagi lebih banyak konsumen, terutama mereka yang berada di segmen pasar yang lebih sensitif terhadap harga.
GIPHY App Key not set. Please check settings