Di bulan ini, beredar daftar harga dari pengecer Eropa yang menunjukkan kenaikan harga untuk Samsung Galaxy S25, S25+, dan S25 Ultra. Namun, harga yang ditampilkan tampak aneh karena tidak diakhiri dengan 49 atau 99 seperti biasanya.
Kini, beredar laporan baru dari Korea Selatan, rumah Samsung, yang mengonfirmasi kemungkinan kenaikan harga tersebut. Menurut laporan, Samsung awalnya ingin mempertahankan harga tahun lalu, tetapi terpaksa menaikkan harga karena kenaikan biaya komponen dan masalah nilai tukar. Penggunaan chipset Qualcomm Snapdragon 8 Elite secara global juga ikut meningkatkan biaya produksi.
Laporan ini hanya membahas pasar domestik Korea. Namun, kenaikan harga di sana diperkirakan akan berdampak pada wilayah lain.
Samsung berharap, mereka yang tidak mampu membeli seri flagship akan beralih ke pilihan yang lebih terjangkau, seperti seri A dan Galaxy S24 FE.
Analisis
Kenaikan harga smartphone Samsung merupakan tren yang mengkhawatirkan bagi konsumen. Harga perangkat elektronik yang semakin mahal dapat memperlambat pertumbuhan pasar dan membuat teknologi terbaru semakin sulit diakses oleh banyak orang.
Samsung perlu menemukan cara untuk menyeimbangkan kebutuhan akan keuntungan dengan keinginan konsumen akan produk terjangkau. Jika tidak, mereka berisiko kehilangan pangsa pasar kepada pesaing yang menawarkan opsi yang lebih murah.
Selain itu, penggunaan chipset Snapdragon 8 Elite secara eksklusif dapat berdampak negatif pada persaingan di pasar smartphone. Qualcomm, produsen chipset tersebut, akan memiliki posisi dominan dan dapat menaikkan harga tanpa takut kehilangan pelanggan. Hal ini dapat menghambat inovasi dan pilihan bagi konsumen.
GIPHY App Key not set. Please check settings